Minggu pagi yang indah untuk ketabahn hati Desti.
1 hari yang lumayan cukup untuk menenangkan diri dan fikiran dari rentetan rutinitas yang padat selama di sekolah.
Desti, yang sudah tak asing lagi bangun pagi buta, tanpa keluh sedikitpun ia segera bangkit dalam tidurnya. Pagi ini, ia tergerak untuk bisa membantu ayahnya yang sudah semakin renta itu di dapur untuk mempersiapkan mata pencahariannya hari ini.
Dapur hitam berasap, genteng berhias langit - langit pagi, serta tembok yang terlihat begitu rapuh atau tak sekuat angin yang berhembus di pagi itu, di sanalah ia selalu bergelut dengan bau asap kayu bakar dan keringat semangatnya, demi bisa membantu ayahnya dalam mempersiapkan mata pencaharian keluarga desti.
Gethuk, merupakan sebuah makanan tradisional yang sangat nikmat bagi penikmatnya, dan makanan ini juga yang menjadi tunjangan hidup satu-satunya bagi keluarga desti. setiap ada waktu luang sekolah pasti ia sempatkan untuk membantu ayahnya berjualan di sebuah pasar terpencil yang jauh dari tempat tinggalnya, karna disanalah salah satu tempat satu - satunya yang bisa membuat Desti terus bertahan bersama ayahnya.
Desti merupakan satu-satunya anak yang bisa menjadi alasan semangat dalam banyaknya terpaan cobaan bapak Tumino dimasa senjanya. Desti terlahir menjadi seseorang yang cantik serta pintar dalam sekolahnya, namun dari segala kelebihan yang membanggakan orang sekitarnya, ada 1 hal yang membuat Desti sedikit merasa minder/ tidak percaya diri.
Desti terlahir tanpa sepasang tangan baiknya, sewaktu ia berumur 5 tahun, dia seperti biasa di ajak ibunya pergi kepasar untuk membantu ayahnya berjualan di sana, namun belum sempat sampai disana, di perjalanan mereka mengalami kecelakan yang menyebabkan Desti harus kehilangan tangan kanan beserta pula dengan ibu tercintanya.
Desti terlahir tanpa sepasang tangan baiknya, sewaktu ia berumur 5 tahun, dia seperti biasa di ajak ibunya pergi kepasar untuk membantu ayahnya berjualan di sana, namun belum sempat sampai disana, di perjalanan mereka mengalami kecelakan yang menyebabkan Desti harus kehilangan tangan kanan beserta pula dengan ibu tercintanya.
Hingga pada akhirnya dia kini harus bisa terbiasa melakukan semua kegiatan menggunakan tangan kirinya, meski dia selalu kesulitan, namun ayahnya lah yang selalu memberikan sebuah semangat & arahan yang luar biasa saat itu.
Namun, semuanya itu sudah terjadi 10 tahun yang lalu, dan mungkin dia tak mau lagi mengingat bahkan mendengar mengenai cerita kelabu hidupnya tersebut, yang harus kehilangan 2 hal yang sangat berharga di hidupnya serta dalam waktu yang bersamaan.
Kini dengan kekurangannya tersebut desti telah menjadi remaja 17 tahun yang mandiri. Disekolahnya ia banyak penggemarnya walaupun dia rasakan semua itu di atas kekurangannya tersebut.
Dia juga tak jarang selalu saja menjadi langganan juara 1 di kelasnya sehingga banyak guru - guru dan teman sebayanya menjadi bangga terhadapnya. selain itu, desti juga terkenal pandai akan karyanya membuat sebuah cerita atau cerpen.
Banyak perlombaan sekolah yang ia ikuti dan selalu ia menangkan, dan teryata memang itulah salah satu cita - cita seorang desti, menjadi seorang "PENULIS HEBAT", meski tanpa tangan kanannya.
Padahal disisi lain Banyak sekali orang yang mengecam "Apa sih yang bisa dia lakukan dengan kekuranganya tersebut". Yaa.. walaupun memang kecaman tersebut sedikit membuat hatinya Desti terbebani, namun Desti kenyataannya menyeka semua hal itu dengan berbagai prestasi yang sudah dia dapatkan saat ini.
Desti telah membuktikannya, jika bagaimanapun kekurangan yang sudah tetanam pada diri kita, itu tak lain merupakan sebuah cara dari bukti nyata tuhan memberikan sebuah anugrah kehidupan yang harus kita selalu hargai, karna semuanya itu pasti memiliki arti dan makna tersendiri.
Desti hanya mengatakan "jika dengan ini tuhan membuat aku, orang tuaku, dan yang mengenalku bahagia,bangga, serta membuat aku tau arti kehidupanku, aku hanya bisa bersyukur dan berharap tuhan selalu merangkul & menjagaku, karna aku masih diberikan keberuntungan memiliki tangan emas ini, dan mungkin masih banyak orang luar sana yang lebih belum beruntung seperti saya."
Hidup desti kini jauh lebih baik ketika mengingat 17 tahun silam, Desti terus berkarya dengan Tangan Emasnya tersebut, banyak cerita - cerita yang dia buat mengenai banyak hal termasuk cerita dirinya. Yang ingin berhasil menggapai cita -citanya walaupun terhalang dengan kekurangannya.
Dan semua itu tak terlihat mustahil ketika melihat kondisi Desti saat ini yang telah berhasil mewujudkannya, meski tanpa tangan kanannya. hingga pada akhirnya kini ia mendapat begitu banyak penghargaan terhadap apa yang dialakukan. serta berhasil menyandang sebagai seorang "Penulis Hebat Indonesia" yang selama ini dia cita - citakan.
"Kekurang itu bukan berarti orang lebih hebat dari kita, tapi kekurang itu yang membuat kita akan jauh lebih hebat dari mereka, jangan menyesal bahkan berputus asa, jika Desti aja mampu tanpa tangan kanannya mewujudkan cita - citanya kenapa kita enggak."
Karna,
Kekurang itu merupakan kelebihan tuhan yang di berikan kepada kita.
Dan jadikan kekurangan itu menjadi bukti nyata atas kelebihan kita.
Bisa Request gak gan,
ReplyDeleteBuatin cerita "buat tugas sekolah" :)